Pernikahan dini merupakan fenomena sosial yang memiliki dampak serius terhadap perkembangan individu, masyarakat, dan negara. Pernikahan yang terjadi pada usia yang terlalu muda dapat mengganggu pendidikan, kesehatan, dan kemandirian ekonomi para individu yang terlibat. Masalah ini bukan hanya menjadi perhatian pemerintah, tetapi juga masyarakat secara luas. Oleh karena itu, program kerja sama antara sekolah dan lembaga lain dalam upaya mencegah pernikahan dini menjadi sangat penting.
Dalam menjawab tantangan tersebut, Universitas Indonesia sebagai inisiator melalui Program Hibah Kepedulian Kepada Masyarakat yang diketuai oleh Ibu Raisyie Soleh Haghia melakukan kerja sama dengan SMA IT Cahaya Bangsa sebagai sekolah mitra mengadakan kegiatan sosialisasi pencegahan Pernikahan Dini dan pembuatan konten kreatif. Tingginya kasus pernikahan dini yang terjadi di Pulau Lombok, khususnya di Kabupaten Lombok Timur menjadi alasan utama kegiatan ini dipandang perlu untuk dilakukan.
Pernikahan dini adalah pernikahan yang terjadi pada usia yang masih sangat muda, biasanya di bawah usia 19 tahun. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada suatu negara atau wilayah tertentu, melainkan menjadi masalah global yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Di banyak negara, pernikahan dini dihubungkan dengan faktor sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan yang kompleks. Perempuan lebih rentan terhadap pernikahan dini, dengan dampak jangka panjang seperti risiko kesehatan yang lebih tinggi dan peluang pendidikan yang terbatas.
Memberikan sambutan Kepala SMAIT Cahaya Bangsa, Murdiah, S.Si., M.Sc., dalam acara tersebut menyampaikan bahwa SMAIT Cahaya Bangsa sangat bangga menjadi tuan rumah, bukan karena kasus pernikahan dini di sekolah, tetapi karena sekolah memiliki peluang yang besar dalam ikut bagian dalam upaya pencegahan pernikahan dini, “Dengan bolehnya santri membawa gawai (HP dan Laptop) ke pondok, membuka peluang santri untuk menebar informasi baik ke masyarakat yang lebih luas, dan hari ini gawai yang dimiliki santri akan menjadi senjata baru dalam mengkampanyekan pencegahan pernikahan dini” kata Bapak Murdiah dalam sambutannya.
Kegiatan ini dihadiri oleh guru dan 60 orang santri yang bertempat di Aula SMAIT Cahaya Bangsa. Menjadi materi penting dalam kegiatan ini, selain tentang sosialisasi pencegahan pernikahan dini. Pembuatan konten media sosial yang melibatkan seluruh santri SMA IT Cahaya Bangsa memberikan rona kegiatan yang lebih segar. Di dampingi oleh Bapak Hasto Tyas Suryono, Duta PembaTIK NTB, yang juga merupakan Content Creator Pendidikan memberikan pelatihan dan pembibingan dalam proses pembuatan konten oleh santri.
Santri yang terbagi menjadi 5 kelompok putri dan 5 kelompok putra memulai proses pembuatan konten dengan membuat alur cerita terlebih dahulu. Naskah yang telah jadi selanjutnya diolah menjadi sebuah video pendek untuk di tampilkan di media sosial. Sekolah memiliki peran kunci dalam mencegah pernikahan dini. Selain sebagai lembaga pendidikan, sekolah juga memiliki potensi sebagai pusat informasi dan advokasi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh sekolah:
Pendidikan Seksual Komprehensif: Sekolah harus menyediakan pendidikan seksual komprehensif yang mencakup informasi tentang reproduksi, kesehatan reproduksi, dan hubungan sehat. Pendidikan seksual yang benar dapat membantu siswa memahami risiko pernikahan dini dan dampaknya.
Kegiatan Sosialisasi: Sekolah dapat mengadakan kegiatan sosialisasi yang menyoroti pentingnya pendidikan dan pengembangan pribadi sebelum menikah. Ini bisa melibatkan seminar, lokakarya, atau ceramah dari ahli dan praktisi terkait.
Kampanye Kesadaran: Lembaga dapat berkolaborasi untuk mengadakan kampanye kesadaran tentang dampak negatif pernikahan dini. Kampanye tersebut dapat menggunakan media massa, jejaring sosial, dan kegiatan langsung untuk mencapai audiens yang lebih luas.
Pelatihan Guru dan Konselor: Guru dan konselor sekolah dapat menjalani pelatihan khusus untuk mengatasi isu pernikahan dini. Mereka harus siap memberikan informasi dan dukungan kepada siswa yang menghadapi tekanan pernikahan dini.
Pencegahan pernikahan dini adalah tugas bersama yang melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah dan lembaga lain dalam masyarakat. Kerja sama antara Universitas Indonesia sebagai inisiator kegiatan dan SMAIT Cahaya Bangsa sebagai mitra bekerja berssama secara sinergis, potensi untuk mengurangi pernikahan dini dan dampak negatifnya dapat ditingkatkan. Program kerja sama ini harus didukung dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan edukasi, advokasi, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, generasi muda akan memiliki peluang yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembang tanpa terbebani oleh pernikahan dini.