(catatan kecil pendidikan)
By :Lalu Yulhaidir
Hingga hari ini kami masih terus belajar, belajar menciptakan iklim sekolah yang berahabat, positif, menyenangkan, sekaligus menggugah dan menyemangati perubahan. Tiap hari kami selalu bisa belajar dari seluruh aktivitas dan gerak guru-santri, dan semua berhasilkan menghdirkan kebermaknan yang tinggi untuk menguatkan dedikasi.
Alhamdulillah, hanya dengan ijin Allah kami hadir di state ini, saat kami begitu merasa sangat senang sekali, ketika santri mendatangi kami “Ustaz, adakah waktu buat kami sharing sesaat”. Demi Allah, itu adalah emosi yang sangat indah dan positif, mereka percaya kami, gurunya, menjadi tempat yang aman dan dinantikan, untuk mendengar cerita dan keluh kesah mereka. Meski pada saat yang bersamaan, di luar sana begitu banyak anak-anak yang menjauh dari peran guru, bahkan menyimpan marah yang hadirkan jarak gundah.
“Menangislah, jika dengan menangis kamu menajdi nyaman”. Pengantar cerita bincang kala itu mengalirkan ragam kisah kebersyukuran santri atas perubahan baik yang ia alami, ia tak pernah menyangka bisa hadir pada kebaikan akhlak seperti itu, hingga orang tua pun beriring haru dalam kebaruan anak remaja yang menjadi doanya selalu.
Bagi saya, tak akan ada “hati” jika guru tidak mengikat diri dengan siswa didiknya. Ekspektasi yang tinggi tertancap dalam nurani, berharap kebaikan optimal menghujam pada seluruh peserta didik. Doapun senantiasa menyapa langit membantu menghantar pada Sang Pembolak Balik Hati. Pesan-pesan berhujjah dan bernaas juga terukir dari lisan guru yang berharap setiap santri belajar dari seluruh proses yang dialami dalam tiga bulan ini.
“Tidak dikatakan belajar tanpa ada perubahan yang sifatnya menetap, maka teruslah berlatih, jika di sekolah kalian mampu melakukan kebaikan-kebaikan itu, maka pupuklah agar ia menghiasi rumahmu jua, karena perubahan itu terjadi minimal dalam dua lokasi itu, rumah dan sekolah”. Pesan ini mengantarkan komitmen tinggi pada santri untuk menjadi tauladan bagi keluarga dan masyarakatnya. Dan pesan ini tak akan berarti, jika tak tersampaikan dari hati.
Duhai guru, berbahagilah hati, jika anak-anak didik mendekatimu, menyampaikan cerita baik bahkan cerita buruknya di hadapanmu. Teruslah belajar, menjadilah pendengar yang baik, dan jembatan prolem solving yang terhubung dengan idealisme masa depan santri-santrimu. Terimaksih telah menjadi tauladan kebaikan bagi segenap asa, semoga setiap jejak komitmenmu berujung syurgaNya.
#Bercahayalah Bangsa