TIPS Melindungi Anak Dari Ancaman Corona
Lalu Yulhaidir, M.Psi, Psikolog**
Dalam UU Perlindungan Anak Nomor 23/2002 disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Setiap anak berhak mendapatkan perlindungan. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dengan tetap memegang prinsip perlindungan anak berbasis kepentingan yang terbaik bagi anak.
Dalam situasi pandemi saat ini, di mana anak-anak menjadi salah satu kluster usia yang sangat beresiko untuk tertular virus Covid-19, maka sudah sepatutnyalah kita sebagai orang dewasa mengambil peranan penting dan terdepan, untuk melindungi anak-anak dari ancaman Corona yang setiap saat mengintai kerentanan daya tahan anak-anak kita. Undang-undang juga menjamin perlindungan anak dalam situasi khusus seperti saat ini. Dalam situasi darurat, termasuk bencana dan wabah.
Per hari Rabu, 27 Mei Satgas Penanganan Covid-19 di NTB menyebutkan kasus menimpa bayi dan anak anak menjadi 77 kasus. sebanyak 29 kasus diantaranya terpapar melalui virus liar atau dari orang tanpa gejala dan transmisi lokal (Pos Kota, 27 Mei 2020). Angka ini terus menanjak, dan dengan kerja keras kita bisa menghentikan angka ini untuk tidak bertambah lagi di esok hari dan orang tua bisa mengambil peran untuk ini.
Terdapat beberapa prinsip intervensi sederhana yang bisa dikembangkan orang tua untuk melindungi anak anak dari paparan Covid-19 ini. Muaranya ada pada fungsi pengasuhan (parenting). Pengasuhan dan pendidikan yang diberikan orang tua akan sangat berpengaruh terhadapa jaminan keamanana dan kesehatan anak-anak kita. Berikut dipaparkan beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan orang tua di rumah untuk memberikan perlindungan pada anak dari ancaman Covid-19 :
- Wadahi anak untuk tetap beraktivitas di rumah saja. Orang tua perlu hadir dan membersamai anak di rumah, baik secara fisik ataupun secara psikologis.
- Pastikan penggunaan masker jika anak harus terpaksa keluar rumah meski untuk sesaat. Penggunaan masker pada bayi juga perlu diperhatikan, karena jika penggunaan masker lebih dari 1 jam, maka bisa mengganggu sirkulasi pernafasan bayi. Untuk itu, hal terbaik bagi bayi dan balita kita adalah tetap di rumah saja.
- Bangun iklim positif dan program-program yang mendidik, agar anak betah di rumah saja. Hal ini tentu butuh kreativitas dari orang tua.
- Berikan edukasi berkelanjutan pada anak agar siap menjalankan perilaku social distancing dengan baik. Wujud pendidikan yang diberikan orang tua juga dapat diarahkan pada membangun sikap dan kepribadian anak, juga penanaman nilai-nilai tanggungjawab pada diri sendiri dan lingkungan, sehingga anak-anak mampu menjaga keselamatan dan melindungi diri dan keluarganya dari ancaman virus Covid-19.
- Berikan asupan makanan yang bergizi untuk imunitas yang lebih tinggi, mengingat daya tahan tubuh anak (khususnya bayi dan balita) masih belum sebaik anak di atas usianya
- Siapkan anak agar mampu menunjukkan perilaku sehat sesuai protokol kesehatan yang tepat, seperti cuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, dll. Hal ini bisa dilakukan dengan pembentukan perilaku melalui training perilaku (latihan) berkelanjutan
- Tetap memberikan imunisasi secara kontinue, untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak
- Bila sakit segera menghubungi tenaga medis/fasilitas kesehatan terdekat dengan mengikuti kaidah protokol kesehatan yang sesuai
Peran orang tua menjadi garda utama untuk melakukan tindakan ini. Tindakan yang menjadi wujud perlindungan orang tua untuk menjaga anak-anak mereka dari segala bahaya yang ada.
**Penulis adalah founder Komunitas Parenting Lombok (KREN_Lombok), Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah NTB